Minggu, 20 November 2011

Aku menemukan kasih sayang seorang Bapa di dalam hadirat Tuhan




Aku seorang pria yang lahir dari sebuah keluarga kristen yang biasa-biasa saja. Saya katakan biasa-biasa saja karena keluarga kami hidup bukan sebagai orang-orang Kristen yang hidup sungguh-sungguh dalam Tuhan. Kami tidak didik untuk taat beribadah, bahkan kedua orang tuakupun kegereja hanya sekali dalam setahun yaitu pada saat natal.


. Perekonomian yang sulit membuat kami hidup apa adanya. Oleh karena penghasilan papa sebagai seorang militer tidak mencukupi kebutuhan dua belas orang anaknya, maka papa mengambil keputusan pensiun dini dan mengerjakan pekerjaan lain yaitu berdagang.

Dalam kehidupan sehari-hari, papa mendidik kami dengan keras ala disiplin militer karena ia ingin anak-anaknya berhasil. Benar, didikan cara demikian membuat kami segan dan hormat kepada papa. Tidak ada satupun dari kami anak-anaknya berani berbuat macam-macam yang tidak baik diluar, karena bila ketahuan, papa pasti akan marah besar. Didikan yang keras itu membuat kami anak-anaknya, khususnya aku pribadi tidak mengalami pertumbuhan mental dan hubungan sosial yang baik. Aku tumbuh menjadi seorang yang grogian, minder dan tidak berani tampil di depan umum. Bahkan puncak dari kegagalan pertumbuhan mental itu adalah aku menjadi orang yang gagap. Hal itu membuat semakin aku tidak banyak berkomunikasi dengan anak-anak lainnya takut di ejek gagap. Aku hanya memiliki beberapa  orang teman kompak yang bernama yang salah satunya adalah Emon . Oleh sebab itu aku lebih sering bercerita pada diriku sendiri daripada bersenda gurau dengan anak-anak lain. Namun ada satu perasaan yang sering menghinggapi aku, aku sering merindukan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu sedang merindukan apa. Aku sering menitikkan airmata karena rasa rindu itu. Aku sering duduk di sudut samping rumah sambil menitikkan air mata karena merasakan perasaan rindu itu.

Mama berbeda dengan papa, mama orangnya pendiam dan banyak menutup diri dari lingkungan luar. Kayaknya beratnya beban hidup dan latar belakang pendidikan yang tidak tamat Sekolah Rakyat (SR) membuat mama lebih banyak berdiam diri dan hanya mengurus kami semampunya saja. Jujur, walaupun demikian aku tidak pernah membenci dan sakit hati kepada kedua orang tuaku.

Tamat SMP, aku melanjutkan SMA di kota Kotamobagu.
Aku mulai aktif dalam kegiatan kerohanian pada tahun 2000. Teman-teman sekolah sering mengajak aku untuk ikut kebaktian dalam ibadah yang di lakukan setiap hari jumat di lingkungan sekola. Beberapa waktu kemudian aku diminta untuk ikut ambil pelayanan dalam bidang pelsis kristen di SMK 1 Kotamobagu.
Ternyata pelayanan yang pada awalnya terpaksa itu membuat aku semakin membuka diri kepada Tuhan. Kerinduan yang sejak kecil kurasakan yang aku sendiripun tidak tahu rindu akan apa, mulai terjawab. Semakin lama aku semakin aktip ikut ibadah baik dalam ibadah kebaktian di sekolah maupun ibadah di gereja. Setiap hari minggu aku sudah mulai rajin ke gereja. Aku mulai menumpahkan segala permasalahanku kepada Tuhan. Jikalau dulu aku suka berbicara kepada diri sendiri, kini aku sudah menumpahkan semua perasaanku kepada Tuhan.Karena aku mempunyai pengharapan yang demikian, maka aku bertindak dengan penuh keberanian,
. Jujur, saya sangat takut untuk serius ikut Tuhan karena takut saya tidak sanggup. Takut tidak bisa menikmati kesenangan dunia ini, takut tidak bisa merubah cara hidup saya, takut dikatakan orang sok alim dan banyak ketakutan lainnya.

Seusai SMK ujian demi ujian datang , aku kerja aku bosan tinggal di rumah yang penuh dengan kebencian terhadap aku ...Hatiku benar-benar lega karena segala kesesakan telah terlepas ketika aku tidak lagi ada dirumah bersama mereka  ..

Hari demi hari, bulan demi bulan, satu persatu kenangan akan masa-masa lalu yang suram yang terjadi sejak kecil muncul di pelupuk mataku. Namun satu hal, aku tidak bersedih lagi seperti sebelumnya bila mengingat kejadian itu. Sekarang yang ada adalah suka cita. Terjawab sudah apa yang menjadi kerinduanku selama ini. Ternyata selama ini aku merindukan berada di hadirat Tuhan dan merasakan jamahan kasih sayang seorang yang benar-benar menjadi Bapaku, itulah Tuhan Yesus. Puncak dari sukacitaku adalah ketika aku melangkah untuk menghilangkan akar pahit yang ada melupakana apa yang mereka lakuakan, Segala bebanku di lepaskan. Tuhan telah ambil segala bebanku dan memberikan beban yang baru yang sangat enak dan ringan .
Jadi,benarlah apa yang tertulis dalam Matius 11:28-30 yang berbunyi begini :
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Dan sejak hari itu sukacita ALLAH melingkupi setiap hidup ku...dan saat ini keluargaku mulai untuk taat dalam kebenaran_Nya

Tankz Lord Kau Bapaku yang setia....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar